• SELAMAT DATANG DI BLOG MIKIMOOW

Friday

SELINGKUH ITU INDAH? INI DIA BUKTINYA!

Angel Miki

© skypesher | gettyimages

Tidak sedikit pasangan-pasangan yang sudah menikah yang justru membutuhkan orang lain untuk menstimulasi seksualitanya untuk berhubungan dengan pasangannya. Perselingkuhan adalah penyakit, penyakit yang bisa menyerang siapa saja dan kapan saja, penyakit yang ada dimana saja, bukan hanya dari golongan A, B atau C. Perselingkuhan akan terus berkembang selama tidak ketahuan. Itulah penyakit. Selama ini saya sering mendengar bahwa pelaku perselingkuhan adalah sebagian besar dari kaum suami. Namun, saya juga banyak mengetahui bahwa masih ada suami yang tidak pernah berzinah. Wow, luar biasa sekali kan! Akan tetapi saya terlalu buta bahwa banyak kaum isteri yang nyatanya sampai hati melakukan perselingkuhan.

Ketika dua insan -seorang pria dan wanita- disatukan dalam sebuah ritual suci yang dinamakan pernikahan, maka disitulah harkat dan martabat wanita diangkat oleh Allah. Ketika mereka mengikrarkan janji pernikahan, mereka menjadi satu di hadapan Allah. Tidak ada ruang untuk orang ketiga, tidak ada ruang untuk perceraian. Peran seorang istri adalah penolong bagi suami, dimanapun dan kapanpun. Menikah adalah konsekuensi wanita mengurus suami, anak-anak, dan rumah tangga. Menikah adalah konsekuensi pria mencari nafkah dan mengasihi isteri dan anak-anaknya. Kalau kita sebagai wanita masih ingin urus diri kita sendiri, belum bisa urus suami dan rumah tangga, ya janganlah menikah dulu. Jangan sampai menganalisa dan baru memperbaiki setelah hal itu sudah terlanjur menjadi persoalan.

Teknologi telah membuat orang lebih mudah untuk melakukan perselingkuhan. Berawal dari chating di group WA misalnya, atau sering komen di Line, ngelike di FB, IG, atau Twitter. Jangankan di kalangan remaja, perselingkuhan telah menjadi epidemi di kalangan rumah tangga. Seolah perselingkuhan sudah menjadi hal yang biasa, sehingga ada sekelintir orang yang beranggapan bahwa hal itu normal dan kebanyakan dari mereka tidak tahu bahwa perselingkuhan itu keliru.

Sist, Bro, memperbaiki kerusakan hubungan pernikahan itu tidak semudah membuat mie instan yang hanya lima menit langsung jadi. Banyak pelaku yang berpikir enteng bahwa mereka pasti dapat memperbaiki kerusakan pernikahan andai saja ketahuan selingkuh suatu saat. Tapi begitu kepergok, mereka para pelaku seringkali mencari pembenaran diri mengenai alasan mengapa sampai hati berselingkuh, misalnya karena masalah finansial, tidak puas dengan hubungan intim pernikahan, tidak adanya perhatian lebih dari pasangan, balas dendam karena pernah diselingkuhi, bahkan dan masih banyak lagi alasan-alasan yang lain. Tidak ada pembenaran dalam perselingkuhan.  Terlepas dari apapun alasannya, lebih baik berpikir ulang lagi deh ketika niat selingkuh itu muncul dalam benak.

"Kesetiaan dalam suatu pernikahan adalah sebuah tantangan dan ujian. Hadiahnya adalah Surga, makanya sulit dan nggak enak. Kalau hadiahnya nasi padang yaa jelas enak."
Saya bukan orang suci tanpa dosa. Saya tidak sedang menggurui atau menceramahi siapapun yang sedang/sudah melakukan perselingkuhan. Namun, sebagai perempuan yang masih punya perasaan dan logika, saya sangat ingin menyampaikan ke teman-teman bahwa jangan pernah mencoba atau sengaja berbuat selingkuh, entah sudah menikah atau masih pacaran. Barangkali teman-teman juga sudah tahu akibat perbuatan selingkuh itu sendiri. Nah, saya ingin menyampaikannya lagi mengenai konsekuensi-konsuekuensi perselingkuhan yang bisa terjadi dalam jangka panjang bahkan tidak dapat diperbaiki dalam pernikahan, rumah, dan keluarga, setelah si A ketahuan selingkuh. Siapa tahu ada poin baru yang belum teman-teman ketahui, dan bisa menjadi bahan introspeksi diri.

1.) MEMELIHARA KEBOHONGAN
Perselingkuhan adalah tindakan saling membohongi pasangan masing-masing, atau mungkin hanya membohongi satu pihak. Sampai kapan akan terus berbohong? Katanya, sepandai-pandainya bangkai disembunyikan akhirnya akan tercium juga baunya.

2.) BENTUK PENCURIAN
Jelas perselingkuhan adalah bentuk pencurian. Sebagai 'simpanan', Anda telah mencuri seseorang yang notabene adalah milik orang lain, mencuri kebahagiaan suami/isteri orang lain. Sedangkan sebagai pelaku, perselingkuhan berarti mencuri kebahagiaan pasangan hidupmu, dan mencuri masa depan anak-anakmu. Ini tindakan yang tidak adil bagi pasangan kalian, dan hanya adil untukmu sendiri.

3.) HILANGNYA HARGA DIRI
Rasa malu itu sudah pasti ada. Bila Anda berselingkuh berarti Anda seperti manusia yang rakus. Dan Anda yang menjadi selingkuhan berarti Anda (maaf) tidak punya harga diri, kayak nggak ada yang lain saja. Jika tadinya Anda dipandang sebagai orang yang berwibawa, seorang panutan, maka hancurlah reputasi Anda. Mengembalikan reputasi dalam waktu yang singkat merupakan hal yang mustahil. Betapa meruginya Anda!
4.) KEHILANGAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan adalah fondasi bertumpunya sebuah pernikahan. Ada tipe pasangan yang bisa memaafkan, tapi pengalaman menyakitkan itu akan selalu menjadi mimpi buruk abadi bagi pasangan Anda. Korban tidak ingin mengecewakan pasangannya karena takut perselingkuhan itu akan terjadi lagi. Jangan bangga ketika pasangan bisa memaafkan, karena sesungguhnya dia tidak akan pernah melupakan kelakuan Anda. Masih untung kalau pasangan Anda mengijinkan tinggal satu atap, kalau tidak? Mau jadi gelandangan? Siapa yang peduli.

Menyalahgunakan kepercayaan dan menyakiti sudah cukup buruk. Siapa sih yang mau menjalani hubungan dengan sukacita dan kebetulan suatu saat hal itu terjadi lagi? Jadi, bukan hal yang aneh kalau pasangan Anda yang terluka itu membangun benteng perlindungan. Sekali saja Anda tertangkap melakukan perselingkuhan, citra anda akan buruk, baik dihadapan pasangan maupun orang lain.

Ketidakpercayaan pasangan Anda itu akan terus dipupuk, seperti istilah sedia payung sebelum hujan, guna mengurangi pukulan perasaan jika perselingkuhan terjadi lagi. Yang jelas dan pasti, pasangan Anda sudah tidak mungkin untuk percaya lagi, walaupun Anda tidak pernah melakukannya lagi. Ia akan sulit dan tidak bisa melupakannya dalam waktu singkat, bahkan selamanya. 

5.) ANAK-ANAK MENJADI KORBAN
Anak-anak adalah korban yang paling terluka, menderita bertahun-tahun, dan merasa terasing dari orang tua. Banyak anak yang broken home dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Rasa trauma menghantui sisa hidup mereka dalam berbagai bentuk disfungsi di keluarga mereka sendiri. Bimbingan konseling sangat penting dalam kasus tersebut, namun kebanyakan keluarga yang tidak butuh hal semacam ini.

© suaredpixels | gettyimages
Masa depan anak-anak pun bisa terancam. Bahkan sebagian dari mereka (anak-anak) memilih untuk sendiri menjalani hidup karena trauma akan hal yang pernah terjadi di dalam keluarganya. Giliran kasus perselingkuhan tiba di meja pengadilan, yaitu perceraian, orang tua saling berebut hak asuh. Anak berada di persimpangan dilema. Setelah kejadian seperti ini, mereka baru memikirkan anak-anak. Kenapa hal itu tidak dipikirkan sebelum Anda berselingkuh?

6.) M B A / HAMIL DILUAR NIKAH
Awalnya senang, bahagia, puas. Tapi selanjutnya, perselingkuhan membuat hidup semakin sulit. Anda harus diam-diam/main kucing-kucingan, mencari alasan yang kadang sulit diterima, was-was takut ketahuan, bahkan uang yang seharusnya bisa untuk beli mobil Ferrari malah ludes bersama selingkuhan Anda. Belum lagi jika akibat perselingkuhan tersebut FATAL, yaitu hamil diluar nikah. Sebagai isteri, apakah suami Anda akan percaya sekalipun Anda bersumpah bahwa ini adalah anak dari suami Anda? TIDAK!!! Sebagai suami, apakah Anda percaya bahwa selingkuhan Anda itu hamil karena Anda? Bisa saja dia hamilnya karena orang lain, bukan karena Anda. Hal yang paling buruk, bagaimana jika selingkuhan Anda sebenarnya mengidap penyakit berbahaya yang ditularkan melalui hubungan intim?

7.)  SEMUA TERKENA IMBASNYA
"Ora mangan nangka ne, keno pulut e", demikian peribahasa Jawa yang artinya tidak berbuat tapi ikut terkena imbasnya. Perselingkuhan tak hanya mempengaruhi hubungan pernikahan. Para pelaku mengorbankan hubungan dengan anak-anaknya, teman-teman terkasih, anggota keluarga dekat lainnya, dan diri sendiri. Kedua keluarga tukang selingkuh maupun selingkuhan menderita rasa sakit, malu, dan gosip dari komunitas.

Skandal semacam ini menurunkan integritas seluruh keluarga di masyarakat.Anak-anak tidak ingin orang tua mereka menderita. Orangtua tidak ingin anak mereka yang sudah menikah, menyakiti hati dan disakiti hatinya. Teman baik tidak ingin menjadi saksi suami/isteri sahabatnya dalam situasi kompromistis dengan wanita/pria lain, maunya bersikap netral dan tidak membela siapapun.
Rekan kerja bahkan bos tentu tidak ingin masalah perselingkuhan karyawannya dibawa ke kantor, karena hal ini akan menghambat kinerjanya, sehingga bisa jadi gara-gara masalah ini karyawannya tidak profesional dalam menjalankan tugas. Beruntung jika bos Anda baik, kalau tidak Anda bahkan bisa kehilangan pekerjaan. Apalagi jika perselingkuhan terjadi antar karyawan.

Saudara yang lain tidak ingin dengar gosip tentang orang yang mereka cintai dari mulut masyarakat. Remaja-remaja disekitar yang tadinya merenungkan sebuah pernikahan, suatu hari mungkin akan kehilangan niat menikah karena banyaknya perselingkuhan di masyarakat, selebriti, atau pejabat yang datang melalui media.

8.)  HIDUP TIDAK TENANG, PENUH RASA BERSALAH
Rasa bersalah itu seperti penyakit kanker, yang akan terus tumbuh dan memburuk seiring berjalannya waktu. Rasa bersalah akibat perbuatan selingkuh menyebabkan kekhawatiran, penyesalan, dan rasa malu. Pikiran seperti ini tentu saja tidak menambah kebahagiaan hubungan apapun, meskipun ada pikiran untuk rujuk dengan sang suami/istri dan membangun kembali pernikahannya.

9.) TRAUMA
Kalian ketahuan berselingkuh, lalu memutuskan untuk bercerai dan menikah dengan si selingkuhan. Apakah Anda yakin bahwa pasangan baru Anda ini bisa setia terhadap Anda? Apa jaminannya? Dulu kalian sepakat melakukan perselingkuhan, jadi bukan hal yang mustahil kalau pasangan Anda / kalian kumat lagi.

10.)  BALAS DENDAM
Orang yang sangat kecewa dan putus asa seringkali akal sehatnya tidak berfungsi. Ketika Anda ingin memperbaiki pernikahan, 'manusia simpanan' yang putus asa, bahkan bisa menjadi ancaman bagi kehidupan pernikahan Anda. Manusia simpanan mampu melukai pasangan Anda, anak-anak Anda supaya rumah tangga kalian lekas hancur dan Anda menjadi miliknya. Begitu juga sebaliknya, pasangan Anda pun tidak menutup kemungkinan untuk mencelakai 'simpanan Anda'. Misalnya mereka berdua tidak sengaja bertemu di tempat umum, dan pasangan asli Anda melabrak 'manusia simpanan' tersebut. Atau yang lebih mengerikan, berakhir pada kasus pembunuhan! Anda berada diantara keduanya. Harus bela siapa? Harus salahkan siapa? Anda merasa stress kan? Makanya, jangan coba-coba selingkuh!

© ilbusca | gettyimages
PERSELINGKUHAN TIDAK PERNAH BENAR dalam pernikahan atau hubungan semacamnya, dan semua alasan pemicu perselingkuhan tidak dapat diterima. Konsekuensi yang harus diterima jelas menghancurkan semua pihak, terutama pasangan dan anak-anak. Bahkan para pelaku perselingkuhan lah manusia yang paling besar menanggung konsekuensi yang tidak menyenangkan atas pilihan buruk mereka sendiri. Para pelaku perselingkuhan terkucil dari keluarga dan teman, bahkan barangkali kondisi finansialnya (misal : untuk mengurus perceraian dan mencari tempat tinggal baru).

EFEK PERSELINGKUHAN itu seperti taman bunga yang indah, yang sudah diacak-acak seekor kambing tak berperikemanusiaan yang berhasil lolos dengan menggondol salah satu tanaman langka yang Anda beli di luar negeri. Memperoleh kepercayaan lagi sama seperti mendapati kambing itu dan berharap si kambing bisa mengembalikan tanaman kesayangan yang langka. Mungkin ada bagian tanaman yang tersisa masih cukup indah (misalnya bagian bunga), tapi batangnya yang paling penting bisa selamanya hilang karena patah dan entah kemana akarnya. Mungkin sudah digiling di dalam perut si kambing. Bagaimana mungkin pasangan Anda yang penuh cinta kasih itu bisa menikmati keindahan dari sang pujaan hati yang sudah ingkar janji dan mengotori ranjang pernikahan? Hubungan pernikahan yang rusak adalah seperti rumah yang rusak.

Setiap korban perselingkuhan menyadari bahwa sesakit apapun mereka terluka, toh perselingkuhan tersebut bukan menjadi tanggung jawab si korban. Pelaku perselingkuhan seharusnya berkaca pada diri mereka, layakkah pelaku selingkuh dijadikan teman hidup? Pantaskah ia bersanding dengan seorang pasangan yang setia? Kebanyakan kasus perselingkuhan tidak berakhir dengan menikahi partner selingkuhnya, karena jelas mereka tidak bisa saling percaya lagi dan diselimuti rasa bersalah.
Gimana, masih bisa ngomong bahwa SELINGKUH ITU INDAH?



Referensi :
Psychology Today | Live About | Paired Life
Kotbah Ps. Philip Mantofa tentang "Suami Isteri yang Benar"

Angel Miki / Author & Owner

Adalah pemilik dan penulis semua konten di blog ini. Mencintai hidup sebagai hadiah, bukan sebagai pilihan. Sangat berantusias di bidang blogging, masak-memasak, backpacking, filmmaking, dan digital media. Hidup sehat bahagia bersama, bersama menuju hidup yang berkualitas! Baca juga personal Travel Blog Angel Miki di www.backpackeraddict.com

2 comments:

  1. kalau selingkuh sama ponakan wajar gak ya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan dan cerdas.