Karpet dan permadani memang membuat sebuah ruangan
lebih hangat, nyaman, dan mengurangi bunyi sepatu. Karpet lebih dari sekedar mempercantik ruangan. Tapi siapa sangka? Di balik
keindahan karpet, keberadaan karpet menimbulkan banyak masalah kesehatan. Bagi kita yang memiliki bayi dan balita, mereka suka merangkak dan berkeliling di karpet, kemudian mereka meletakkan tangan mereka di mulut, nah hal ini bisa sangat berbahaya.
Sebagian besar ahli dan pakar setuju bahwa karpet
seminimal mungkin digunakan, karena terbuat dari 120 bahan kimia yang dapat
menyebabkan gangguan kesehatan. Salah satu bahan kimia yang terdapat pada
karpet sintetis dan karpet baru adalah Formaldehid.
Formaldehid merupakan bahan kimia yang mudah bereaksi.
Jika dikombinasikan dengan protein maka akan menimbulkan alergi kulit. Bahaya
yang ditimbulkan formaldehid ini antara lain hidung, iritasi mukosa mata,
tenggorokan, asma, reaksi alergi, kerusakan ginjal, kerusakan gen, dan mutasi yang
dapat diwariskan.
Karpet adalah gudang utama alergen baik indoor dan outdoor, termasuk bulu binatang, debu, dan tungau (kutu yang sangat kecil). Bahan karpet tertentu mengeluarkan senyawa gas organik yang mudah menguap, yang dapat menyebabkan sakit kepala dan masalah pernapasan bagi orang yang rentan alergi ini," -- Jonathan Bernstein, MD., seorang profesor kedokteran Imunologi dan Alergi di Universitas Cincinnati.
97% dari tumpukan benang karpet sampai saat ini terdiri
dari polimer sintetis, sisa
benang wol, lebih yang lebih mahal yaitu tenun. Sintetis
adalah plastik seperti nilon (yang ada di 66% dari semua
karpet), akrilik (15%), poliester
(kurang dari 15%), dan polypropylene (kurang dari 5%). Tumpukan
benang yang dicelup ini menggunakan berbagai senyawa kimia organik dan organologam yang kompleks.
Semakin besar ukuran karpet/permadani, semakin sulit
pula menghilangkan alergennya. Karena karpet biasanya dibuat dengan serat sintetis dan
perekat, maka ketika kita mencari karpet untuk ruangan, carilah karpet yang
terbuat dari serat alami, seperti wol, atau produk-produk sintetis yang telah
mendapatkan Green Label atau Label Green Plus.
Karpet yang tidak kita pelihara dengan baik, bisa menjadi lahan subur bagi tungau, debu, jamur, bulu hewan peliharaan, sel kulit mati, kotoran serangga, dan partikel lainnya yang berada dalam serat karpet. Untuk meminimalisir tersebut, penting bagi kita untuk membersihkannya secara terartur.
TIPS UNTUK LANTAI YANG AMAN
Sebenarnya kita bisa memilih lantai yang "ramah lingkungan" seperti kayu dan bambu. Ada juga karpet yang terbuat dari serat alami tanpa ada campuran kimia. Namun, jika kita tetap ingin mempercantik ruangan dengan karpet khusus, pastikan untuk melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko kesehatan :
1. Taruh karpet diluar rumah Anda selama beberapa hari (sebaiknya beberapa minggu). Fungsinya adalah membantu mengeluarkan bahan kimia lainnya sebelum dibawa masuk ke rumah.
2. Pastikan rumah kita berventilasi baik supaya menghasilkan pergantian udara yang baik.
3. Tempat lembab adalah sarang jamur yang tumbuh pada karpet yang kelihatannya kering. Penting bahwa kita harus benar-benar memastikan karpet kita sudah kering dengan benar, misalnya saat ada minuman atau cairan yang tumpah supaya mengurangi pertumbuhan jamur dan bakteri. So, hindari sesuatu yang membuat karpet menjadi lembab.
4. Bersihkan karpet setidaknya seminggu sekali dengan vacuum cleaner. Jika karpet sering digunakan untuk aktivitas, harus lebih sering dibersihkan.
Aneka spesies bakteri hidup di karpet, termasuk bakteri E. coli, salmonella, staphylococcus dan banyak lagi dengan jumlah hingga ratusan ribu. -- Phillip Tierno, ahli dan direktur Clinical Microbiology and Immunology, NYU.
Karpet yang tidak kita pelihara dengan baik, bisa menjadi lahan subur bagi tungau, debu, jamur, bulu hewan peliharaan, sel kulit mati, kotoran serangga, dan partikel lainnya yang berada dalam serat karpet. Untuk meminimalisir tersebut, penting bagi kita untuk membersihkannya secara terartur.
TIPS UNTUK LANTAI YANG AMAN
Sebenarnya kita bisa memilih lantai yang "ramah lingkungan" seperti kayu dan bambu. Ada juga karpet yang terbuat dari serat alami tanpa ada campuran kimia. Namun, jika kita tetap ingin mempercantik ruangan dengan karpet khusus, pastikan untuk melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko kesehatan :
1. Taruh karpet diluar rumah Anda selama beberapa hari (sebaiknya beberapa minggu). Fungsinya adalah membantu mengeluarkan bahan kimia lainnya sebelum dibawa masuk ke rumah.
2. Pastikan rumah kita berventilasi baik supaya menghasilkan pergantian udara yang baik.
3. Tempat lembab adalah sarang jamur yang tumbuh pada karpet yang kelihatannya kering. Penting bahwa kita harus benar-benar memastikan karpet kita sudah kering dengan benar, misalnya saat ada minuman atau cairan yang tumpah supaya mengurangi pertumbuhan jamur dan bakteri. So, hindari sesuatu yang membuat karpet menjadi lembab.
4. Bersihkan karpet setidaknya seminggu sekali dengan vacuum cleaner. Jika karpet sering digunakan untuk aktivitas, harus lebih sering dibersihkan.
sumber
referensi:
Pangkalan
Ide. 2007. Inner Healing in The Office. Jakarta: Elex Media Komputindo
Andie
A. Wicaksono. 2009. Menciptakan Rumah Yang Sehat. Jakarta: Penebar
Swadaya
http://www.losethebackpain.com/carpet-health-risks/
http://www.jmrestoration.com/blog/ways-dirty-carpets-harm-health/
[UPDATE] 7 Agustus 2017
http://www.losethebackpain.com/carpet-health-risks/
http://www.jmrestoration.com/blog/ways-dirty-carpets-harm-health/
[UPDATE] 7 Agustus 2017