• SELAMAT DATANG DI BLOG MIKIMOOW

Saturday

Perempuan, benarkah dirimu makhluk paling lemah dan nomor dua?

Angel Miki

Kemajuan jaman tentu membawa banyak perubahan. Sudah cukup banyak perempuan yang mengalami kemajuan, misalnya pepatah yang mengatakan “setinggi-tingginya perempuan sekolah pada akhirnya akan jatuh di dapur juga”. Pada jaman dahulu membawa akibat perempuan tidak boleh sekolah, karena pada akhirnya
hanya akan ikut suaminya mengurusi thetek bengek rumah tangga. Perempuan sebagai makhluk yang lemah dan nomor dua, tugas perempuan adalah melahirkan, berdandan, memasak dan mengurus suami, perempuan tidak baik kalau terlalu banyak tingkah, dsb. Penilaian masyarakat terhadap perempuan tersebut berkembang dengan subur dalam suatu budaya yang dilestarikan oleh suatu paham yaitu gender.
Pandangan tersebut jelas sudah mengalami banyak perubahan karena pada saat ini sudah banyak perempuan yang sekolah tinggi, bekerja mencari uang juga sudah banyak, laki-laki yang berbelanja dan memasak sudah tidak tabu lagi. Namun, jika kita mau membuka mata, ternyata masih banyak ditemukan ketidakadilan gender di sekitar kita.
Perbedaan gender sebenarnya tidak menjadi masalah sejauh tidak merusak keseimbangan / keselarasan kehidupan antara perempuan dan laki-laki. Kalau memang dengan perbedaan yang ada masing-masing dapat berkembang sesuai dengan martabatnya dan dapat mengaktualisasikan diri dalam kehidupannya dengan baik, maka perbedaan gender tidak dipermasalahkan. Perbedaan adalah hal yang wajar, karena perbedaan tersebut dimaksudkan Tuhan untuk saling melengkapi. Namun pada kenyataannya, perbedaan gender banyak menimbulkan ketidakadilan, khususnya kaum perempuan. Kaum perempuan selalu mendapatkan peran sebagai korban utama ketidakadilan gender tersebut. Berikut ini adalah beberapa keprihatinan saya terhadap ketidakadilan yang dialami oleh kaum perempuan :
1. Sub Ordinasi
memandang perempuan sebagai makhluk yang kedua. Misalnya perempuan adalah teman belakang laki-laki.
2. Stereotip
peran baku yang ditempelkan pada perempuan dan laki-laki sehingga manusia sangat sukar untuk menjadi pribadinya sendiri. Misalnya laki-laki tidak pantas untuk cuci piring, bersih- bersih rumah, belanja dan memasak, karena semua itu adalah tugas perempuan. Agar dapat disebut perempuan yang baik maka ia harus dapat memasak, penurut dan banyak tinggal di rumah.
3. Beban ganda
bagi perempuan yang bekerja mencari nafkah tetap harus bertanggungjawab penuh dengan seluruh tugas-tugas rumah tangga, karena semuanya itu merupakan tugas perempuan.
4. Marginalisasi perempuan
perempuan disisihkan dan tidak dipercaya melakukan tugas-tugas tertentu walaupun sebenarnya dia itu mampu.
5. Kekerasan terhadap perempuan
seorang perempuan sangat rawan terhadap kekerasan. Banyak sekali kasus yang bermunculan saat kita menyimak di televisi, berita-berita kekerasan terhadap perempuan. Misalnya pelecehan seksual / pemerkosaan, kekerasan suami terhadap istri, dan lain-lain.
6. Poligami
poligami adalah pernikahan seorang laki-laki dengan 2 orang perempuan atau lebih. Coba kita tengok kembali pada berita yang menggembor-gemborkan tentang kasus poligami. Mulai dari kalangan biasa, kalangan selebritis, bahkan tokoh-tokoh publik lainnya yang menjadi panutan bagi masyarakat khususnya Tokoh Agama. Menurut saya itu tidak manusiawi, karena pernikahan yang baik hanya terdiri dari 1 laki-laki dengan 1 perempuan. Mungkin pada Hukum Agama lain, poligami diperbolehkan. Alasan mereka berpoligami adalah untuk menghindari zinah / perselingkuhan. Laki-laki yang ingin berpoligami, berarti sudah mempunyai niat untuk berbelok ke kiri pada perselingkuhan. Kalau saya lihat, dominan laki- laki yang mempunyai lebih dari 1 istri, jarang saya dengar ada kasus perempuan mempunyai lebih dari 1 laki-laki. Akibatnya perempuan yang menjadi orang pertama yang akan dicemooh. Jadi, sebenarnya poligami adil untuk siapa, laki-laki atau perempuan?

Angel Miki / Author & Owner

Adalah pemilik dan penulis semua konten di blog ini. Mencintai hidup sebagai hadiah, bukan sebagai pilihan. Sangat berantusias di bidang blogging, masak-memasak, backpacking, filmmaking, dan digital media. Hidup sehat bahagia bersama, bersama menuju hidup yang berkualitas! Baca juga personal Travel Blog Angel Miki di www.backpackeraddict.com

0 comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah berkomentar dengan sopan dan cerdas.